MENEMUKAN KAIDAH KEBAHASAAN DALAM ARTIKEL OPINI DAN BUKU ILMIAH - KISAH PAK GURU Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MENEMUKAN KAIDAH KEBAHASAAN DALAM ARTIKEL OPINI DAN BUKU ILMIAH


BELAJAR DARING-Semoga kita semua sehat selalu dan diberikan kemudahan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari terutama belajar. Di masa pandemi ini, kita harus menyiasati berbagai kebiasaan baru terutama dalam hal belajar mengajar. Kami berusaha menyajikan yang terbaik buat kalian para pembaca khususnya siswa-siswi saya yang berada di kelas XII SMA 1 Salatiga. Di masa-masa ini kalian harus banyak belajar dan membaca buku. Luangkan waktu minimal 30 Menit untuk belajar dan membaca buku. Hal sederhana itu akan bermanfaat besar bagi Anda. 
    Pada pembelajaran kali ini kita akan membahas mengenai unsur kebahasaan dalam artikel opini atau buku ilmiah. Sama halnya dengan teks lainnya, teks artikel opini dan buku ilmiah memiliki ciri kebahasaan tersendiri yang dapat kita temukan secara tersirat. Tujuan pembelajaran pada pertemuan kali ini adalah kalian sebagai siswa dapat menemukan dan menganalisis unsur kebahasaan dalam teks tersebut.
Unsur kebahasaan dalam artikel opini atau buku ilmiah memiliki persamaan karenamemuat fakta yang didukung opini, bukan imajinasi. Unsur kebahasaan dalam artikel opini dan buku ilmiah adalah sebagai berikut:
1. Adverbia
    Menurut (Abdul Chaer, 1994 : 202) Kata keterangan dalam bahasa Indonesia disebut juga adverbia. Kata keterangan adalah kata – kata yang digunakan untuk memberi penjelasan pada kata – kata kalimat lain yang sifatnya tidak menerangkan keadaan atau sifat. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata keterangan adalah kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif atau kalimat, misalnya sangat, lebih, tidak.
    Untuk dapat meyakinkan pembaca diperlukan ekspresi kepastian. Hal ini dapat dipertegas dengan penggunaan adverbia frekuentif yaitu selalu, biasanya, sebagian besar, kadang-kadang, sering. 
2. Konjungsi 
    Konjungsi adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat, yaitu kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat. Konjungsi yang banyak dijumpai pada artikel adalah konjungsi yang digunakan untuk menata argumentasi, seperti pertama, kedua, berikutnya. Atau konjungsi yang digunakan untuk memperkuat argumentasi seperti selain itu, sebagai contoh, misalnya, padahal, justru.
Konjungsi yang menyatakan hubungan sebab-akibat seperti, sejak, sebelumnya, dan sebagainya. Konjungsi yang menyatakan harapan seperti, supaya dan sebagainya.

3. Kosakata
    Kosakata adalah perbendaharaan kata-kata.Supaya teks tersebut mampu meyakinkan pembaca, diperlukan kosakata yang luas dan menarik. Biasanya konten teks yang menarik tersebut mencakup hal berikut:
a. Aktual (sedang trending)
b. Fenomenal (Luar biasa, hebat, dan sebagaianya )
c. Editorial (Artikel dalam surat kabar mengenai pandangan redaktur surat kabar)
d. Imajinasi (Daya pikir untuk membayangkan )
e. Modalitas (Cara pembicara menyatakan sikap terhadap suatu imajinasi dalam komunikasi antar pribadi)
f.Nukilan (Kutipan atau tulisan yang dicantumkan pada suatu benda)


Untuk menguji pemahaman Anda, silahkan Anda kerjakan tugas berikut dengan menjawab pertanyaan yang menyertainya.
1. Silahkan klik link berikut Artikel"Sastrawan Serba Bisa (Putu Wijaya)
2. Analisislah kaidah kebahasaan dalam artikel tersebut. 
3. Kumpulkan hasil pengerjaan Anda pada tanggal 15 Februari 2021